Yang Harus dilakukan saat Anak Demam

Ilustrasi anak demam (kredit foto: Maria Kristi)

Demam merupakan keluhan yang paling sering membuat anak (kecil) dibawa oleh orangtuanya berkunjung ke dokter. Maklum, yang namanya anak kecil kan sakitnya kalau nggak demam ya batuk-pilek atau mencret. Hee ...

Demam sendiri sebenarnya bukan penyakit. Ia adalah gejala penyakit. Sakitnya apa? Oh, banyak ... Mulai dari yang ringan sampai yang berat, semua dapat memiliki gejala demam. 

Berhubung demam berkaitan dengan banyak penyakit (mulai dari yang ringan sampai yang berat), kita sebagai orangtua sebaiknya mengetahui langkah apa saja yang dapat dilakukan saat anak kita demam. Selain itu, kita juga perlu mengetahui kapan sebaiknya anak yang demam dibawa periksa ke dokter. 

Mau tahu? Baca terus artikel ini ya.

Suhu berapa yang disebut demam?


Demam adalah peningkatan suhu tubuh. Suhu normal kita sekitar 36,5°C sampai dengan 37,5°C. Disebut demam jika suhu aksila (ketiak) di atas 38°C. Suhu di antara 37,5°C sampai 37,9°C belum disebut demam meskipun jika diraba anak sudah terasa hangat. Istilah bahasa Latinnya: sub febril. Artinya: di bawah demam. 

Apa yang harus dilakukan jika terjadi demam pada anak? 


Pertama-tama ukur suhunya. 😁 Meskipun perabaan menggunakan telapak tangan cukup reliabel (dapat dipercaya) untuk menentukan demam atau tidak, terkadang kurang akurat. Misal di malam hari, tangan kita akan cenderung lebih dingin karena suhu udara yang rendah. Ketika tangan kita menyentuh kulit anak (biasanya di dahi) akan terasa lebih panas dari sensasi yang seharusnya. Karenanya selalu pastikan suhunya menggunakan termometer.

Jika ternyata anak demam,apa yang harus dilakukan? Tentu saja kita akan berusaha untuk menurunkan suhunya. 

Pertama, upayakan agar anak memakai pakaian yang tipis dan terbuka. Tujuannya untuk mempermudah pengeluaran panas tubuh secara radiasi ke udara. Jangan justru membungkus anak dengan pakaian berlapis-lapis, ditambah selimut, kaos kaki dan topi. Alih-alih demamnya turun, suhu tubuh anak akan makin meningkat. 

Selain itu, kompreslah anak. Mengompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Gunakan air hangat untuk membantu melebarkan pembuluh darah sehingga kelebihan panas cepat dapat diturunkan. Jangan mengompres menggunakan air dingin atau air es. Penurunan suhu mendadak saat dikompres menggunakan air es akan menyebabkan anak menggigil sehingga suhunya akan naik lebih tinggi lagi.

Saat mengompres, letakkan kain yang dibasahi air hangat di ketiak, leher, dan selangkangan. Tempat-tempat tersebut memiliki pembuluh darah besar yang dekat ke kulit sehingga kita lebih mudah menurunkan suhu tubuh jika mengompres anak di bagian tersebut. Anak juga dapat dimandikan menggunakan air hangat untuk membantu menurunkan demamnya.

Bagaimana dengan plester kompres anak yang ditempelkan di dahi? Kalau saya sih tidak menyarankan sebab kurang efektif untuk menurunkan demam.

Ketiga, jangan lupakan obat penurun panas. Obat yang direkomendasikan oleh IDAI adalah paracetamol. Dosisnya 10-15 mg/kg BB/kali. Untuk mudahnya, biasanya sediaan paracetamol sirup itu tiap satu sendok takar (bukan sendok makan atau sendok lainnya) untuk berat badan 12,5 kg. Sedangkan untuk paracetamol drops, per 0,1 ml-nya untuk berat badan 1 kg. Jadi kalau ada bayi dengan berat 8 kg, sekali minum paracetamol drops sebesar 0,8 ml. Paracetamol ini dapat diminumkan tiap 4 jam jika masih demam. Namun sehari tidak boleh lebih dari lima kali pemberian.

Bagaimana dengan ibuprofen? Obat ini pun dapat digunakan sebagai alternatif penurun panas. Mengapa alternatif? Sebab efek antipiretik (penurun panas) dalam ibuprofen tidak sebaik efek anti nyerinya. Dosis ibuprofen sama dengan paracetamol, yaitu 10 mg/kgBB/hari. Namun sediaan ibuprofen sedikit berbeda. Satu sendok takar sirup ibuprofen untuk berat badan 10 kg. 

Keempat, minta anak agar minum lebih sering (sedikit namun sering akan lebih mudah dilakukan daripada minum banyak dalam satu waktu). Tujuannya adalah menghidrasi tubuh. Anak yang sedang demam akan mengalami peningkatan evaporasi untuk menurunkan suhunya. Memberikan air minum menjaga agar anak tidak dehidrasi dan membantu menurunkan suhu tubuh lebih cepat lagi.

Semua sudah saya lakukan, sekarang kapan saya bawa anak yang demam ke dokter?


Anda bisa membawa anak demam ke dokter jika demamnya sudah lebih dari 3x24 jam. Mengapa demikian? Sebab pada saat itu gejala dan tanda lainnya sudah lebih mengarahkan dokter ke diagnosis. Jika dilakukan pemeriksaan laboratorium darah pun sudah
menunjukan apakah kira-kira infeksi virus atau bakteri yang menyebabkan demam. Melakukan pemeriksaan darah sebelum waktu itu akan menunjukkan hasil yang normal. 

Anda juga bisa membawa anak ke dokter (atau UGD) tanpa menunggu 3x24 jam jika terjadi hal-hal berikut: 


  1. Suhu di atas 40°C. Pada demam dengan suhu di atas 40°C terdapat kemungkinan buang lebih besar pasien mengalami infeksi yang serius. Selain itu jika tidak diturunkan dikhawatirkan suhu akan naik ke atas 41°C dan anak mengalami hiperpireksia.
  2. Terdapat kejang. Kejang merupakan suatu hal yang serius. Jika dibiarkan maka akan terjadi kerusakan organ otak. Sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit jika demamnya disertai kejang. 
  3. Ada tanda dehidrasi. Demam meningkatkan penguapan cairan tubuh. Jika disertai dengan tidak mau minum / ada muntah, demam dapat menyebabkan anak dehidrasi. Tanda dehidrasi pada anak antara lain: mata cekung, tampak kehausan, tampak lemah, kencing berkurang, hasil pemeriksaan turgor kulit (biasanya dicubit di daerah perut) kurang. Pada bagian, selain tanda-tanda yang telah disebutkan tadi, dikatakan dehidrasi jika dalam 3 jam tidak ada kencing dan atau ubun-ubunnya cekung. 


Demikian, semoga bermanfaat. 

Comments

  1. Kalau saya biasanya langsung ke apotek atau ke dokter terdekat jika masih buka. Tapi disini untungnya ada apotek dan klinik yang buka 24 jam.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Alasan Mengapa Bayi Tidak Boleh Dipakaikan Gurita

Cek Apakah Pola Asuh Anda Sudah Benar

Karotenemia: Kuning pada Anak yang Tidak Berbahaya