Kapan Anak bisa Bersekolah?

Ilustrasi anak sekolah
(Sumber: Nicole Honeywell/Unsplash)

Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam pikiran para orangtua (termasuk saya) adalah "kapan anak bisa bersekolah?" Pertanyaan ini biasanya muncul ketika anak-anak sebaya si kecil sudah mulai sekolah atau ketika anak kita mulai terlihat bosan di rumah. 

Menentukan kapan anak bisa bersekolah bukan perkara kecil. Jangan sampai orangtua memasukkan anak terlalu cepat ke sekolah sebab dapat berdampak negatif pada anak. Sebaliknya, menunda masuk sekolah dapat memberikan efek yang baik pada anak, seperti yang didapatkan oleh salah satu penelitian di Stanford. 

Saat ini sekolah dasar negeri sudah menetapkan aturan usia minimal 7 tahun untuk mendaftar. Namun, bagaimana dengan usia masuk TK? Bagaimana pula jika dipercepat saja masuk SD-nya?

Sebenarnya usia bukan syarat terpenting saat menentukan apakah anak bisa masuk sekolah atau tidak. Hal yang lebih penting adalah kesiapan diri anak untuk bersekolah. Seperti yang telah kita ketahui, lingkungan sekolah tidak sama dengan di rumah. Anak harus siap untuk menghadapi perubahan lingkungan tersebut. Pastikan bahwa anak tidak panik dengan lingkungan baru yang akan dihadapinya. 

Selain mampu menghadapi lingkungan baru, pastikan pula bahwa anak sudah tidak tergantung lagi pada pengasuhnya. Dalam hal ini yang disebut pengasuh bisa ayah atau ibunya, neneknya, dan siapapun yang sehari-hari bersama anak. Kesiapan anak untuk berpisah (sementara waktu) dengan pengasuhnya juga akan mengurangi drama anak menangis di hari-hari pertamanya bersekolah. 

Jika anak sudah mampu berpisah dari pengasuhnya, berarti anak sudah mampu buang air besar dan kecil secara mandiri (termasuk cebok dan ganti celana), dapat makan tanpa disuapi, mengungkapkan keinginannya tanpa menangis, dan sebagainya. Anak yang mandiri adalah anak yang siap bersekolah.

Pastikan pula bahwa anak sudah memahami konsep bersekolah. Kenalkan anak pada buku-buku, mematuhi perintah, mengantre, berbagi dengan temannya, bermain tanpa mengisengi teman, dan sebagainya. Hal ini penting agar anak tidak kesulitan menghadapi apa yang harus dihadapinya di sekolah. 

Nah, jika semua persyaratan tersebut telah terpenuhi, pada dasarnya anak sudah siap untuk bersekolah. Namun saat ini beberapa sekolah mensyaratkan hal-hal tertentu untuk para calon siswanya. Sebaiknya bapak dan ibu mencari tahu apa saja kemampuan yang disyaratkan sekolah tempat anak akan belajar untuk kemudian dipenuhi. Hal yang jelas berbeda saat ini dibandingkan saat saya masuk SD di awal tahun 90-an dulu adalah: saat ini hampir semua SD mensyaratkan agar calon siswanya sudah bisa membaca. 

Apa yang harus dilakukan jika anak sudah "waktunya" bersekolah namun belum memenuhi syarat-syarat minimal di atas? Saya sarankan: tunda dulu sekolahnya. Lebih baik ditunda sampai anak benar-benar matang daripada memaksakan anak bersekolah namun dia tidak mampu mengikuti pelajaran, tidak dapat beradaptasi, dan akhirnya tidak berbahagia.

Anak yang bahagia tumbuh lebih baik daripada anak yang tidak bahagia. 

Semoga bermanfaat. 

Comments

  1. Andai saya punya kompetensi sebagai pengajar pribadi untuk anak-anak, ingin rasanya mereka homeschooling saja. Namun, sadar bahwa bekal kami sangat minim, jadi saya percayakan pada sekolah formal sejak usia 6 tahun. Alhamdulillah, mereka bisa mengikuti pelajaran.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Alasan Mengapa Bayi Tidak Boleh Dipakaikan Gurita

Cek Apakah Pola Asuh Anda Sudah Benar

Karotenemia: Kuning pada Anak yang Tidak Berbahaya